Definisi hipotesis
Konsep kata hipotesis berasal dari bahasa yunani yaitu hypo yang memiliki arti sebagai berikut, dan juga tesis yang artinya kedudukan, pendapat atau kepastian.
Hipotesis adalah salah satu pendapat yang kebenarannya masih diragukan dan harus atau juga harus diuji dengan eksperimen atau penelitian untuk membuktikan kebenarannya.
Memahami hipotesis menurut para ahli
Untuk memperjelas makna hipotesis ini, kita dapat merujuk pada beberapa ahli. Adapun pengertian hipotesis menurut para ahli adalah sebagai berikut:
(Fraenkel Wallen, 1990: 40) dalam Yatim Riyanto, (1996: 13)
Hipotesis ini merupakan prediksi kemungkinan hasil suatu penelitian. Selain itu, hipotesis ini merupakan respon passing atas suatu masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Hipotesis ini belum tentu benar. Benar atau tidaknya suatu hipotesis bergantung pada hasil pengujian data empiris.
Setelah Suharsimi Arikunto (1995: 71)
Hipotesis ini didefinisikan sebagai alternatif jawaban dugaan penelitian atas masalah yang diangkat dalam penelitian. Jawaban yang diharapkan adalah kebenaran yang lewat, yang tentu saja diperiksa kebenarannya menggunakan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Hipotesisnya adalah bahwa itu bisa berubah menjadi kebenaran, tetapi tentu saja itu juga bisa jatuh dari kebenaran.
(John W. Best, dalam Sanapiah Faisal, 1982 dan Yatim Riyanto, 1996).
Penelitian yang dilakukan sebenarnya tidak hanya untuk menguji hipotesis yang diajukan, tetapi juga bertujuan untuk mengidentifikasi fakta-fakta yang ada dan apa yang terjadi di lapangan. Pernyataan tentang penerimaan atau penolakan hipotesis dapat atau tidak dapat diidentifikasikan dengan pernyataan keberhasilan penelitian tentang hipotesis kegagalan. Rumusan hipotesis dimaksudkan untuk memberikan landasan dan arahan logis bagi suatu proses pengumpulan data serta proses penyelidikan itu sendiri
Secara etimologis
Hipotesis ini berasal dari dua kata yaitu hypo yang artinya kurang dari dan jugathesis yang artinya opini. Jadi hipotesis ini bukanlah opini atau kesimpulan akhir yang harus dicek terlebih dahulu kebenarannya (Djarwanto, 1994: 13).
(Donald Ary, 1992: 120)
Hipotesis ini merupakan pernyataan awal yang disarankan untuk memecahkan suatu masalah atau menjelaskan suatu gejala.
(Moh. Nazir, 1998: 182).
Hipotesis ini merupakan jawaban yang lewat untuk masalah penelitian yang kebenarannya harus diverifikasi secara empiris.
(Sumadi Suryabrata, 1991: 49).
Secara teknis, hipotesis ini merupakan pernyataan tentang keadaan populasi yang akan diverifikasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian
(Sumadi Suryabrata, 2000: 69).
Dari sudut pandang statistik, hipotesis ini adalah pernyataan tentang keadaan parameter yang akan diuji menggunakan statistik sampel.
Konsep hipotesis
Menurut Kerlinger (Riduan, 2010: 35), hipotesis ini diartikan sebagai asumsi hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Sudjana (Riduan, 2010: 35) hal ini berarti hipotesis ini merupakan asumsi atau juga asumsi tentang sesuatu yang dibuat untuk dapat menjelaskannya, yang seringkali diperlukan untuk dapat mengujinya.
Dari definisi ahli di atas, dapat atau dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini merupakan jawaban atau asumsi tentatif yang perlu diuji ulang dengan menggunakan penelitian ilmiah.
Hipotesis kerja ini (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) merupakan hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab masalah tersebut, tentunya menggunakan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian dan juga tidak berdasarkan fakta-fakta serta dukungan data nyata di lapangan UE.
Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif.
Dari sudut pandang statistik, hipotesis ini diartikan sebagai pernyataan tentang suatu kondisi populasi (parameter) yang diperiksa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dalam perhitungan statistik yang diuji, ini adalah hipotesis nol (H0). Jadi hipotesis nol ini adalah pernyataan bahwa tidak ada hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter ini dan statistik, dan sebaliknya adalah Ha, yang menyatakan bahwa ada hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis nol (H0) diberikan dengan
kalimat negatif (Riduan, 2010: 36).
Untuk setiap masalah penelitian, masalah tersebut tidak perlu dirumuskan. Agar rumusan masalah dapat terjawab dan hipotesis yang akan diuji, keduanya harus dirumuskan dalam kalimat yang jelas, tidak menimbulkan banyak interpretasi dan juga spesifik sehingga dapat diukur. Masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, sedangkan hipotesisnya berupa kalimat pernyataan.
Fitur hipotesis
Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:
- Hipotesis harus menjelaskan
- Hipotesis ini juga harus menunjukkan hubungan yang diharapkan antara variabel.
- Hipotesis ini harus dapat diuji
- Hipotesis harus konsisten dengan pengetahuan yang ada
- Hipotesis ini juga harus sesederhana mungkin
1. After John W. Best (1997) dalam Yatim Riyanto (1996: 16)
Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah:
- Akal sehat diterima
- Konsisten dengan teori atau fakta yang diketahui
- Rumusnya diberikan agar bisa teruji secara alami
- Itu juga diberikan dalam formulasi yang sederhana dan jelas
2. Borg dan Gall (1979: 61-62) dalam Yati Riyanto (1996: 16) dan Suharsimi Arikunto (1995: 64-65)
Hipotesis ini dikatakan baik jika memenuhi 4 kriteria berikut:
- Hipotesis harus berupa rumusan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
- Hipotesis yang dirumuskan juga harus disertai dengan alasan atau landasan teori serta hasil temuan sebelumnya.
- Hipotesis harus dapat diverifikasi.
- Hipotesis harus ringkas dan ringkas.
Yang dapat dijadikan kriteria untuk membuat hipotesis ini adalah hipotesis yang harus dirumuskan dalam pernyataan, bukan pertanyaan atau apapun.
Fitur hipotesis yang lebih sederhana meliputi:
- Harus menunjukkan hubungan
- Harus terkait dengan sains dan konsisten dengan evolusi sains
- Ini seharusnya mudah
- Harus bisa diuji
- Harus benar dengan fakta
- Harus bisa menjelaskan fakta
Fungsi hipotesis
Jelaskan gejalanya dan permudah untuk memperluas pengetahuan di bidang tertentu.
Mengusulkan pernyataan tentang hubungan antara dua konsep yang dapat diuji secara langsung dalam sebuah penelitian.
- Dukungan dalam mengontrol proses penelitian.
- Bantuan dalam membuat kerangka kerja untuk mempersiapkan gelar penelitian.
- Bantuan dalam menguji kebenaran suatu teori.
- Memberikan ide-ide baru untuk mengembangkan teori.
- Perluasan pengetahuan tentang suatu gejala yang akan diperiksa.
Keuntungan dari hipotesis
- Memberikan batasan dan juga mengurangi ruang lingkup penelitian dan penelitian.
- Menarik perhatian peneliti pada keadaan fakta serta hubungan antar fakta, yang terkadang hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
- Sebagai alat sederhana untuk memfokuskan fakta yang tersebar tanpa koordinasi menjadi satu kesatuan yang penting dan komprehensif.
- Sebagai pedoman saat menguji dan membuat penyesuaian terhadap fakta dan antar fakta.
Istilah hipotesis
Adapun syarat hipotesis ini adalah sebagai berikut:
- Hipotesis harus dirumuskan secara singkat, tepat dan jelas
- Hipotesis juga harus dapat menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih
- Hipotesis juga harus didasarkan pada pendapat, yaitu teori para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Uji hipotesis
Donald Ary dkk. (Dalam Arief Furchan, 1982; 133) dan juga Yati Riyanto (1996: 16-17) untuk menguji hipotesis peneliti perlu:
- Menarik kesimpulan tentang konsekuensi yang mungkin atau mungkin diamati jika hipotesisnya benar
- Pilih metode penelitian yang memungkinkan untuk eksperimen, observasi, atau teknik lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah efek ini terjadi atau tidak.
- Menerapkan metode ini dan mengumpulkan data yang dapat atau dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis didukung oleh data atau tidak.
Saat menguji hipotesis, hipotesis harus lulus baik uji empiris maupun logis. Hipotesis ini diuji secara empiris, biasanya menggunakan statistik inferensial, yang kemudian dikonsultasikan dengan bilangan koefisien yang terdapat dalam tabel teoritis.
Hipotesis ini tidak harus ada dalam penelitian, yaitu ada peneliti yang tidak mengajukan dan juga harus merumuskan hipotesis jika peneliti tidak dapat atau tidak dapat atau tidak dapat menentukan jawaban prediktif suatu hasil penelitian. Penelitian yang biasanya dihipotesiskan meliputi:
- Penelitian deskriptif
- Penelitian sejarah
- Penelitian evaluasi.
Beberapa sumber hipotesis tidak terbukti jika menurut S. Margono (1997: 192-193), sumber-sumber berikut dapat dicari:
- Dasar teoritis untuk merumuskan hipotesis sudah ketinggalan zaman. belum valid; atau tidak memadai.
Sampel terlalu kecil - Penelitian ini tidak dijadikan sampel secara implisit
- Kurangnya akurasi dalam menghilangkan atau menetralkan variabel eksternal atau ekstraneus
- Alat atau metode pengumpulan data yang tidak valid dan tidak dapat diandalkan
- Desain penelitian yang digunakan juga kurang tepat
- Perhitungan dalam analisis juga kurang akurat
- Hipotesis itu sendiri “salah” dan sebenarnya bertentangan dengan hipotesis ini (Sutrisno Hadi, 1981).
Jenis hipotesis
Di bawah ini adalah jenis-jenis hipotesis, di antaranya sebagai berikut:
1. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian ini merupakan asumsi yang tidak memerlukan pengujian statistik, karena hipotesis ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas masalah yang diteliti.
Hipotesis penelitian juga terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut:
- Hipotesis deskriptif ini merupakan jawaban atau asumsi tentatif dari sampel dalam suatu komunitas dimana terdapat beberapa kategori yang berbeda.
- Hipotesis perbandingan ini merupakan asumsi awal dari suatu rumusan masalah yang menanyakan pertanyaan tentang perbandingan (perbandingan) antara dua sampel atau lebih.
- Hipotesis asosiatif ini merupakan ragam asumsi tentatif tentang hubungan (hubungan) antara dua variabel atau lebih dalam suatu penelitian.
Hipotesis komparatif ini juga dipecah menjadi dua bagian, diantaranya sebagai berikut:
- Perbandingan terkait (berpasangan) dalam dua atau lebih sampel (k sampel).
- Perbandingan independen dalam dua atau lebih sampel (k sampel).
2. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik ini merupakan salah satu asumsi yang digunakan dalam pengujian analisis dengan menggunakan sebagian data dari seluruh data yang tersedia. Oleh karena itu hipotesis yang digunakan adalah metode inferensi statistik.
Statistik inferensial ini adalah metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, yang hasilnya digeneralisasikan ke populasi tempat sampel diambil. Hipotesis ini dapat menggunakan dua variabel atau lebih.
Hipotesis statistik ini dapat dipecah menjadi dua bagian, antara lain:
- Hipotesis null or void (Ho) menyatakan bahwa hal tersebut dapat menjelaskan tidak adanya perbedaan antar variabel.
Hipotesis alternatif (Ha) ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh terhadap hubungan antar variabel. - Hipotesis alternatif (Ha)
- Hipotesis alternatif ini juga terdiri dari dua jenis, yaitu hipotesis terarah dan hipotesis non-terarah (Fraenkel dan Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989: 57).
a) Hipotesis terarah ini adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti dimana peneliti telah menentukan dengan jelas bahwa variabel independen kemungkinan besar berdampak pada variabel dependen.
b) Hipotesis ini tidak diarahkan atau tidak diarahkan. Hipotesis ini merupakan hipotesis yang diajukan dan juga dirumuskan oleh peneliti ini. Tampaknya tidak jelas bahwa variabel independen ini berdampak pada variabel dependen.
Contoh hipotesis
Di bawah ini adalah contoh hipotesis yang meliputi:
1. Contoh hipotesis deskriptif
Seorang peneliti melakukan penelitian di sebuah restoran bernama Bakso Pedas di Jakarta yang melihat apakah bakso yang digunakan di restoran tersebut mengandung bahan berbahaya seperti boraks atau tidak.
Variabel tunggal kemudian digunakan dalam penelitian ini yaitu bakso di rumah makan Bakso Pedas Jakarta. Jadi hipotesis yang digunakan adalah hipotesis tunggal.
Berdasarkan teori yang digunakan, peneliti dapat memilih dua hipotesis sebagai berikut:
- H0: Bakso di Bakso Pedas Jakarta mengandung boraks.
- H1: Bakso di resto Bakso Pedas Jakarta tidak mengandung boraks.
2. Contoh hipotesis komparatif
Peneliti juga melihat loyalitas suporter Persebaya dibandingkan dengan loyalitas suporter Persijaya.
- Apakah suporter setiap klub sepak bola memiliki loyalitas yang sama atau tidak?
- Peneliti mungkin atau mungkin mengajukan masalah terkait dengan: Apakah pendukung klub sepak bola Persebaya dan Persija memiliki loyalitas yang sama?
- Penelitian ini menggunakan beberapa variabel. Variabel pertama adalah loyalitas pengikut Persebaya, variabel kedua; Loyalitas dari suporter Persija.
- Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis perbandingan, karena pada rumusan masalah ditanyakan tentang perbandingan antara dua variabel.
Berdasarkan teori yang digunakan, terdapat dua pilihan hipotesis diantaranya:
- H0: Suporter Klub Persebaya memiliki loyalitas yang sama yaitu suporter Klub Persija.
- H1: Suporter Persebaya Club memiliki tingkat loyalitas yang berbeda (tidak sama) yaitu suporter Persija Club.
3. Contoh hipotesis asosiatif
- Peneliti meneliti sinetron Orang Ketiga dan pengaruhnya terhadap gaya hidup (sosial) pria muda dalam berbusana.
- Peneliti dapat atau dapat merumuskan suatu masalah yaitu: Apakah sinetron “Orang ketiga” mempengaruhi gaya berpakaian remaja laki-laki?
- Penelitian juga menggunakan beberapa variabel. yaitu variabel pertama; Opera sabun “Orang Ketiga” dan variabel kedua; Gaya berpakaian remaja.
- Penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif karena rumusan masalah mempertanyakan hubungan kedua variabel tersebut.
Berdasarkan teori yang digunakan, terdapat dua (dua) pilihan hipotesis diantaranya:
- H0: Sinetron “Orang Ketiga” mempengaruhi gaya remaja.
- H1: Sinetron “Orang Ketiga” tidak mempengaruhi gaya berpakaian remaja laki-laki.
Demikian penjelasan mengenai pengertian hipotesis, semoga yang sedang dijelaskan dapat bermanfaat bagi anda.
Sumber :